SAMARINDANEWS.COM, SAMARINDA – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bakal memiliki Brigade Siaga Bencana (BSB). Tugasnya memberikan pelayanan kesehatan langsung ke rumah masyarakat. Di mana, masyarakat yang melaporkan sakit, bakal dijemput langsung menggunakan ambulans. Untuk mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan terdekat.
Program tersebut disamapikan Bupati Abdul Gafur Mas’ud usai berkunjung ke Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan pekan lalu. Dia mengatakan bakal mengadopsi layanan BSB yang sudah dibentuk di kabupaten tersebut sejak tahun 2008 silam. “Karena di PPU ada 54 kelurahan dan desa. Nanti akan dibagi satu titik akan menangani tiga desa dan kelurahan. Sehingga ada 18 titik,” katanya.
Namun demikian, bupati termuda di Kaltim ini belum memutuskan. Lokasi mana saja yang akan dibentuk BSB nantinya. Karena pihaknya baru saja melakukan studi banding ke Kabupaten Bantaeng pada Kamis (5/9) pekan lalu. “Titiknya masih kami pelajari. Yang pasti melalui program ini, kami ingin memudahkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Di mana masyarakat yang sakit, akan langsung dijemput ke rumahnya. Untuk dibawah ke Puskesmas,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten PPU Arnold Maximillian Wayong menambahkan untuk langkah awal, pihaknya akan memaksimalkan peran Puskesmas. Sebagai pilot project dari program BSB yang dicanangkan Bupati Abdul Gafur Mas’ud ini. Di mana program ini akan mulai dilaksanakan pada Oktober mendatang. “Jadi di tiap Puskesmas, ada dokter, perawat dan unit ambulans yang siaga. Kalau ada kecelakaan dan ibu melahirkan akan langsung dijemput. Supaya menurunkan angka kematian akibat kecelakaan dan ibu melahirkan, yang terlambat ditolong,” papar dia.
Oleh karena itu, pihaknya segera menugaskan dokter dari Puskesmas untuk berkunjung ke Kabupaten Bantaeng. Guna mempelajari program BSB yang sudah dilaksanakan di kabupaten tersebut. Di mana saat ini ada sebelas Puskesmas yang tersebar di Kabupaten PPU. Yakni Puskesmas Penajam, Petung dan Sotek di Kecamatan Penajam. Lalu Puskesmas Waru di Kecamatan Waru, dan Puskesmas Babulu, Gunung Intan serta Sebakung Jaya di Kecamatan Babulu. Sedangkan Kecamatan Sepaku memiliki Puskesmas Maridan, Sepaku I, Sepaku III dan Semoi II. “Untuk tahap awal, kami bentuk di Puskesmas dulu,” ujar dia.
Namun demikian, pihaknya mengusulkan pembentukan BSB bisa dimulai pada tahun depan. Di mana anggaran yang diusulkan sekira Rp 8 miliar. Untuk pembentukan lima titik BSB, yang tersebar di empat kecamatan. Tenaga kesehatan yang akan direkrut adalah dokter, perawat termasuk sopir ambulans. Termasuk dengan pengadaan ambulans yang isinya lengkap dengan peralatan kesehatan di dalamnya. Guna melakukan pertolongan pertama. Yang akan bekerja dengan tiga shift. Satu shiftnya akan bertugas selama delapan jam. “Kalau yang diinginkan Bupati sebanyak 18 titik, maka anggaran lebih dari itu. Tapi, akan kami usulkan secara bertahap. Termasuk pembangunan gedung BSB nanti,” ungkapnya.
Sebagai informasi, BSB yang diterapkan di Kabupaten Bantaeng ini merupakan inovasi layanan kesehatan dengan sistem jemput bola selama 24 jam. Dimana laporan yang diterima melalui call center 119 segera mendapat respon dari petugas BSB yang terdiri dari satu dokter umum dan dua perawat yang langsung mendatangi pasien dengan ambulans. Yang sudah dilengkapi fasilitas medis. Petugas BSB melakukan pemeriksaan sebagai tindakan awal terhadap pasien sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Sebelum melakukan pemilahan tindakan berdasarkan kategori ringan, sedang dan berat (triase). Hingga tahun 2017 Kabupaten Bantaeng memiliki 5 posko BSB dengan 20 dokter umum, 49 perawat yang terlatih dan terampil dan 12 unit ambulance yang lengkap dengan fasilitas medis. (smn4)