Tiongkok Lirik Pembangkit Nuklir di Kaltim

by

Wacana pemerintah pusat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan Timur (Kaltim) tersiar hingga Tiongkok. Sebuah perusahaan dari Negeri Tirai Bambu, China General Nuclear Power Company (CGNPC), disebut-sebut melirik megaproyek ini.

Dalam warta yang dikutip kliksamarinda di CNN, CGNPC akan membangun sejumlah unit PLTN sebesar 1.000 Megawatt (MW). Untuk memuluskan plan itu, CGNPC menggandeng perusahaan nuklir pelat merah Tanah Air, PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) sebagai operator dan perawat fasilitas pembangkit atau Operating and Maintenance (OM).

Menurut Yudi Utomo, Direktur Utama Inuki, proyek ini dilakukan bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. Groundbreaking sendiri ditarget pada 2019 mendatang.

Yudi menerangkan, PLTN di Kaltim dibangun dalam dua tahap. Pertama, CGNPC akan membangun PLTN dengan kapasitas 50 MW. Kedua, 1.000 MW. Sementara untuk perkiraan investasi sekira US$ 1,5 juta hingga US$ 2,5 juta per MW.

“Kalau investasinya sama, kenapa harus membangun PLTU yang polutif? PLTN lebih aman, murah, bersih, dan andal,” kata Yudi.

Di Jakarta, pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasang target membangun PLTN dengan 5.000 MW capacity. Sayangnya, menurut kabar yan beredar, ada dua syarat yang belum terpenuhi dari 19 persyaratan standar yang dikeluarkan International Atomic Energy Agency (IAEA).

Political will harus di-announce oleh pimpinan tertinggi. Kalau diberi instruksi now go nuclear, kami langsung bergerak,” tegas Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE).

Rida meyakini, proyek PLTN akan diupayakan pemerintah pusat. Alasannya, karena dinilai efisien dan memampu menampah kapasitas listrik terpasang di seluruh daerah. “Saya sudah tulus rencana itu di white paper untuk pengembangan PLTN pada 2015. Paling cepat 2014,” tukas Rida.